RSS

Goresan (Chapter1)

Ini cerpen yang aku pengen post, tapi takut. Muehehe. Jadi aku post di blog aja. Cerpen ini pemeran utamanya ya pasti RiFy. Oh iya, cerpen ini di bagi jadi 2 bagian, soalnya kepanjangan. Maaf kalo jelek, soalnya kan cerpen ini udah lama banget. Haha dari pada banyak bacot, cekidot aja :D

Cekidot ..



Aku menggigit bibir bawahku sekuat mungkin. Berharap tidak akan ada air mata yang turun dari pelupuk mataku. Hhhh.. aku benci saat saat seperti ini, dimana aku, tak kuat menahan tangis hanya karena nya. Aku benci dia ! Tetapi, aku tak bisa membohongi hatiku yang selalu mendesak, Sesungguhnya aku masih mencintainya.

Air mataku akhirnya terjatuh juga. Membanjiri kedua pipi ku, Deras. Ini semua gara gara dia ! Karna nya, aku menjadi lemah. Lemah saat ini mungkin, dan semoga besok, menjadi hari yang indah. Cukup hari ini saja aku membuang air mataku.

Aku memeluk bantal berbentuk strawberry ku yang berwarna merah hati, yang diberikan olehnya. Memukuli setiap bagian bagian bantal itu yang tak berdosa. Air mataku terus mengalir, aku memutar sebuah film yang tersimpan di memoryku. Film yang nyata ! Tak ada rekayasa sedikitpun.



***

Flash Back On


Begitu indahnya untuk dikenang
Saat kamu masih mengejar cintaku..
Begitu manisnya tangismu untuk
Memohon hadirku kedalam hidupmu..



Aku duduk bersandar di salah satu pohon yang menghadap ke danau di taman itu. Tempat dimana aku dan dia pertama kali menjalin hubungan special. Saat pertama kalinya aku dan dia bertemu, bertatap mata, mengobrol, dan menjalin hubungan special itu.

“ Ify … “ Ia menepuk pundakku, membuat aku membalikkan badanku.

“ Eh, Rio.. “ Aku mengajaknya duduk disampingku.

Ia duduk disampingku. Aku dan dia menatap danau itu dengan pikiran masing masing. Huh, keadaannya sepi sekali. Tak ada yang memulai pembicaraan. Biarkan sajalah. Aku tak mau ambil pusing.


3 menit tak ada yang memulai pembicaraan, aku mulai bosan. Masa sih, harus aku yang ngomong duluan ? Dari pada begini terus, mendingan aku main PS bersama adikku dirumah.



“ Ify, aku suka sama kamu . “ Setelah 3 menit tak ada yang berbicara, ia memecah keheningan . Dan, ucapannya membuat mataku  melotot. Ia berbicara dengan santainya sambil menatap lurus kedepan. Masih menatap danau itu.

Rio menghela nafasnya, kemudian melanjutkan kata katanya “ Liat deh Fy, danau itu air nya tenang banget ya ? aku nyaman bisa disini terus, apalagi sama kamu . disini damai banget, sedamai hati aku jika selalu bersamamu. “

“ Rioo.. kita itu sahabat. Aku gag mau hubungan persahabatan kita hancur gara gara salah satu diantara kita memiliki perasaan itu. “

“ Fy, tatap mata aku. Kamu bisa kan, lihat ketulusan cinta aku buat kamu? Aku mau hubungan kita itu lebih dari sahabat Fy.. “ Aku menatap matanya dalam, jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Darahku mengalir dengan cepat. Aku bisa melihat ketulusan yang dipancarkan oleh kedua mata indahnya itu.

Aku menutup kedua mataku, lalu menghela nafas diiringi  mataku yang perlahan terbuka kembali. Kemudian aku menjawab,

“ Beri aku waktu untuk belajar mencintaimu . “

Ia berdecak, “ oke, tapi seminggu lagi kamu harus bisa jawab perasaan aku. “

“ Hari valentine ? “

Ia mengangguk, lalu kembali menatap danau itu.



>>>> 



Besok adalah hari Valentine. Hari kasih sayang, dan besok aku harus menjawab perasaannya. Jujur, rasa itu mulai hadir dalam hatiku, Ya. Mencintainya.

Aku berjalan menuju balkon. Memandang langit malam ini yang cerah. Bulan pun bersinar dengan terang, walaupun matahari mengalahkan sinarnya, tapi bulan malam ini tetap bahagia.

Mataku bergeser menatap jutaan bintang yang bertaburan di langit. Indah. Akan tetapi…

Lihat bintang itu ! Mengapa sinarnya memudar ? Hampir tak tampak. Tapi, ada satu bintang yang menurutku paling terang dari jutaan bintang lainnya. Aku yakin, itulah bintangku. Bintang kejora.

Aku pun beranjak menuju ranjangku. Merebahkan diri di kasur yang empuk. Menarik selimut untuk menutupi kaki sampai leherku. Tak beberapa lama kemudian, aku terlelap di alam mimpi. Mimpi indah ku, bersamanya.




Sinar matahari pagi menerobos jendela kamarku. Membuatku terbangun dari alam bawah sadar. Aku mengerjap ngerjapkan mataku sejenak. Lalu bergegas menuju kamar mandi.


Hari ini Valentine day. Hari dimana orang menyebutnya Hari Kasih Sayang. Dan hari itu juga, aku akan menjawab perasaan nya.

Hmmm.. semoga hari ini menjadi hari yang bahagia.


Aku pun pergi menuju tempat aku biasa bertemu dia. Taman.



“ Happy Valentine Ifyy… “ Ia menyambutku dengan memberikan sebuah hadiah, Bantal berbentuk Strawberry berwarna merah hati yang terbungkus rapih di dalam plastik putih bening membentuk bantal itu.

“ Happy Valentine jugga Rio.. Untuk aku ? “ Jawab dan tanyaku bersamaan. Ia mengangguk.

Aku rasa, ada yang beda dengan taman ini. Apa ya ?


Ohh.. ternyata,

“ Ayuu Naik.. “ Suruhnya kepadaku. Rumah pohon ? Sejak kapan ada rumah pohon disini. Reflek aku tersenyum malu malu.

“ Mmm.. kamu aja deh duluan . “

“ Oke, nanti kamu nyusul ya … “

Aku mengacungkan ibu jari ku.

Ia naik kerumah pohon itu. Lalu aku menyusulnya. Kami duduk disana.


“ Fy .. gimana jawabannya ? “ Tanya nya ketika setelah beberapa saat kami duduk di rumah pohon itu.

Aku menghela nafas sejenak. “ aku udah bisa mencintai kamu. Dan saat ini, esok dan seterusnya, aku akan selalu mencintai kamu. “ Ujarku mantap.

Ia menarikku kedalam dekapannya. Hangat. Nyaman. Itu yang kurasa.

“ Makasih Fy.. aku jugga akan selalu mencintai kamu. “ Ia mengecup keningku, lalu tersenyum menatap mataku, dalam.


>>> 


Hari hari kulalui bersamanya. Aku mencintainya. Sangat mencintainya. Aku tak mau kehilangannya. Ia adalah bagian dari hidupku.




Shilla dan Cakka. Mereka hidup di tengah kebahagiaan aku dan dia. Menyebabkan masalah itu terjadi.

Shilla mengundangku dan dia untuk hadir dalam pesta ulang tahunnya yang ke 19 tahun. Aku pergi bersama dia. Bergandengan tangan.

Lalu saat aku bertemu dengan Shilla, ia melihatku agak sinis. Tapi lalu segera tersenyum.

“ Selamat datang Rio, Ify.. “ Ujarnya ramah. Lalu Cakka datang dengan segelas minuman ditangannya. Kami berbincang bincang.

Seorang pelayan menawarkan minuman untuk kami.
Aku dan dia mengambil minuman itu.

“ Ayo diminum yo, fy ..” Shilla menyuruhku dan dia untuk minum minuman itu. Aku tak tau jelas itu minuman apa.

Saat minuman itu hampir masuk kedalam mulutku, Seseorang menyenggol bahuku. Sehingga gelas itu terjatuh kelantai, dan gelasnya pecah.


“ Eh, sorry… “ ucap orang yang menyenggol bahuku itu. Aku tersenyum.

“ Gppa kok :) “


Ia telah meneguk minuman itu. Lalu datang pelayan yang berbeda, menawarkan minuman kepadaku. Lalu aku mengambil segelas minuman itu, dan meneguk setengah gelasnya.

Kami lalu berdansa disana.


“ Fy, pulang yuk.. kepala aku pusing banget nhi.. “ Ia mengeluh.

“ Yuu.. pamitan dulu sama Shilla ya.. “

Aku menyentuh pundak Shilla yang sedang berdansa dengan Cakka.


“ Eh, Ify. Kenapa Fy ? “ Tanya Shilla saat itu.

“ Shil, aku balik dulu yya.. “

“ Loh, kok cepat banget ? “

“ Iya nih, Rio katanya kepalanya pusing.. “

“ Shil, Kka, aku sama Ify pulang dulu ya.. kepala aku udah mulai pusing nih.. “ Tiba tiba Rio muncul.

“ Eh, yo. Biar aku anter aja. Gag baik orang pusing nyetir.. “ Tawar Cakka.

“ Gag usah repot repot Kka. aku bisa kok .. “ Jawab Rio sambil memegang kepalanya.

“ yo.. “

“ aku bisa Shilla.. “

“ tapi yoo… “


Aku dan dia meninggalkan pesta itu.


“ Shil, gimana nih ? “

“ hhhh… “





“ Yo. Kamu yakin bisa nyetir ? “ Tanyaku tak yakin.

Ia mengangguk tak pasti. Seperti orang yang kemabukan.


Lalu aku dan dia berjalan menuju mobil dan masuk ke dalam mobil milik nya.

Namun ia tak menghidupkan mobilnya. Malah berdiam diri. Persis seperti orang mabuk.

“ Yo.. kalo gag, biar aku aja yang nyetir. “ Ujarku melihatnya berdiam diri. Lalu aku turun dari mobilnya dan memindahkan Rio kekursi belakang.

Aku mendesah. Lalu menancap gas menuju rumah nya.


Aku menaruh tangannya di pundakku. Lalu masuk kerumahnya. Berjalan menuju kamarnya.

Aku meletakkannya di ranjang. Membuka sepatunya. Lalu menarik selimut untuk menyelimuti sebagian tubuhnya. Dengan memberanikan diri aku mengecup keningnya.

“ Aku pulang dulu ya yo.. “ Ucapku. Lalu, ketika ingin melangkah, tanganku diraih olehnya. Spontan, aku membalikkan badanku. Dan…………………….



“ Riooo…………. “









>>> 



Beberapa hari kemudian, tak ada kabar lagi darinya. Aku terus mual mual. Aku menatap wajahku di cermin. Lalu meneteskan air mata. Mama yang mendengarku terus mual mual menjadi khawatir.

“ Ify, kamu gapapa sayang ? “ Tanya mamaku panik

“ Ify gapapa mah. Cma masuk angin aja. “ Jawabku.

“ Ayo kita periksa ke dokter.. “

Mataku melotot. Kaget.

“ Jangan ma.. aku Cuma masuk angin aja kok.. “

“ Tapi kamu harus tetap ke dokter sayang… “

“ Ify gapapa kok ma.. gag usah kedokter, ntar juga sembuh.. “

“ Kamu yakin sayang? “

Aku mengangguk.



“ Ma, bawa aja Ify ke dokter. Udah beberapa hari ini dia mual mual terus.. “ Tiba tiba kakakku, Gabriel menyambung.

Aku menggeleng. “ Ify baik baik aja. Ify gag mau ke dokter. “

“ Kenapa ? “ Tanya kka Iel.

“ Pokoknya Ify gag mau ke dokter. Kalian ngotot banget sihh… “ Aku meninggalkan mereka.




Aku menekuk lutut di sudut kamarku. Melipat kedua tanganku. Lalu Menenggelamkan kepalaku disana. Menangis tanpa suara.

“ Rio, kamu kemana sih ? “ Gumamku dalam isakan tangisku.

Tiba Tiba hp ku berdering. Tanda masuk sebuah pesan. Aku meraihnya. Mataku terbelalak saat melihat isi pesan itu. Pesan Multimedia. Disana terdapat gambar Shilla dan dia sedang tidur, seranjang !




Katamu kau tak akan tinggalkan aku
Sakiti aku lukai aku
Tapi kau ternyata tinggalkan aku
Sendiri
Katamu kau tak akan pernah duakan
Hatimu cintamu




Flash Back Off

***






“ Ma, Kak, Ify pengen tinggal sama sama Nenek di Bandung.. “ pintaku.

“ Kenapa Fy ? “ Tanya mama kaget.

“ Ify kangen sama Nenek. Ify juga kangen sama lingkungan di sana. Di sana, Ify bisa ketemu sama sahabat Ify, Sivia. “

“ Kalau itu mau kamu, mama mengijinkan. Tapi dengan syarat, kamu harus bisa menjaga diri. “ Aku mengangguk senang.

“ Mahh.. Iel jugga pengen ketemu Siviaa.. “ rengek kka Iel. Aku menjulurkan lidahku, dibalas dengan lototan matanya.

“ Kalau kamu pergi jugga, siapa dong yang nemenin mama disini ? “

“ Iyya sih.. “




Hari ini, aku berangkat ke Bandara. Menuju Bandung, kampung halamanku.

“ jaga diri disana baik baik ya Fy.. “ Mama mengecup keningku. Lalu aku menyalaminya.

Aku jugga menyalami kka Iel. “ jangan bandel .” kka Iel mengacak pelan rambutku.

“ Kka Ieeeell…. “

Kka Iel menjawabnya dengan cengiran sambil membentuk huruf “V” ditangannya.

“ Hehehe.. piss Fy.. “

“ Ma, pesawatnya udah mau berangkat ma, kak.. ify tinggal dulu yaa.. “







Sampai di Bandung, aku disambut hangat oleh Nenek.


2 Minggu kemudian, aku mengirim surat untuk Mama di Jakarta. Aku mengakui kesalahanku.



Mama menjemputku untuk kembali ke Jakarta. Mama menyuruhku untuk mengaku, siapa yang menghamiliku . Aku menceritakan semuanya. Yang sebenarnya terjadi.

Mama juga menyuruhku untuk meminta pertanggungjawaban dari Rio. Tapi aku menolak. Kka Iel yang sudah tau semuanya menjadi sangat marah. Aku tak pernah melihatnya semarah ini.




Bersambung…

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text