Malam
ini aneh. Aku mulai tidak bisa tidur karnamu lagi. Sungguh, rindu ini tiba-tiba
datang tanpa kuminta. Rindu yang tiba-tiba memuncak. Hati ini ingin menjerit,
aku rindu kamu! Tapi kenapa? Kenapa aku merasakan hal seperti ini lagi disaat
kuyakin tak ada lagi perasaan seperti dulu dihati ini, disaat aku benar-benar
telah yakin telah berhasil mengusirmu dari benakku, dari pikiranku.
Tapi
malam ini perasaan itu datang lagi, aku tidur dan tiba-tiba sosokmu datang di alam
mimpiku, kamu, yang dulu. Mimpi yang indah.. disana aku dan kamu masih seperti
dulu, sama-sama merajut tali kasih sayang, tidak membiarkan salah satu dari
kita terluka. Dan sungguh, dalam mimpi itu aku bersandar dipundakmu, dalam
hujan.. kita yang sama-sama menyukai aroma hujan, terutama bau tanah yang basah
karna hujan. Kita berdua menyukai itu, dan tidak pernah melewati untuk
mendengarkan suara dan menghirup aromanya. Setiap melakukan itu, satu kata yang
tersimpan dalam benak, damai.
Sosokmu
menghilang dalam mimpi itu beberapa saat, lalu muncul lagi. Ada sesuatu
mengaliri kedua pipiku ketika kamu hilang, kamu tahu, airmata. Lalu kamu muncul
dibelakangku dan menggenggam tanganku erat, tersenyum penuh arti. Kamu tersenyum
sambil berjanji bahwa kamu tidak akan pergi dari hidupku. Walaupun dalam mimpi,
senyummu masih manis, apalagi manik matamu seperti memancarkan sebuah
ketulusan. Itulah sebabnya aku suka menatap matamu. Tenggelam disana oleh
pesonamu.
Aku
terbangun dari mimpi itu ketika dalam mimpi itu banyak orang yang datang dari
arah jalan dan melempar kerikil-kerikil kecil. Kepalamu terluka oleh kerikil
tajam yang dilemparkan orang-orang yang entah maunya apa. Dan tiba-tiba
seseorang datang dan menarikku menjauh darimu, terus menjauh sampai aku tidak
merasakan cahaya apa pun lagi, semuanya gelap.
Dan
ketika membuka mata, aku merasakan cahaya lampu kamarku, dan yah.. aku
terbangun dari mimpi itu. Dan rasa rindu mulai menjalari hati. Sudah lama aku
tidak memikirkanmu lagi, aku terlalu benci sosokmu ketika kamu berubah menjadi
orang jahat, yang tidak mempedulikan hati yang terluka, tergores, bahkan
tersobek. Atau hancur berkeping?
Rasa
benci itu membuatku sedikit demi sedikit melupakanmu. Tidak lagi menganggapmu
pernah ada, yang dulu memberi warna-warna
seperti pelangi menghiasi hidupku. Membuat senyum terkembang jelas dalam wajah
yang dilukis sedemikian rupa oleh Tuhan. Dan kini, ketika aku yakin telah
berhasil melupakanmu, sosokmu datang lagi walaupun hanya lewat mimpi. Dan rindu
ini semakin memuncak.
Untuk
yang telah menggoreskan luka disebuah hati, tolong dengar ini. Apakah kamu
tidak bisa untuk tidak memenuhi pikiranku selama-lamanya? Apakah kamu bisa
untuk tidak membuatku jatuh lagi karnamu? Atau rasa ini yang terlalu dalam..
susah untuk dihapus. Dan radar ini selalu tertuju padamu tanpa kukehendaki. Dan
ini salahku. Mencintai seseorang dengan sangat teramat dalam, atau kamu memang
salah, membiarkan aku jatuh kedalam pesonamu. Membiarkan aku membalas
perasaanmu, membiarkan aku mencintaimu, dan membiarkan aku terluka olehmu.
Dan,
beberapa pertanyaan lagi. Hmm apakah gadismu mencintaimu seperti aku
mencintaimu dulu? Atau apakah kamu mencintainya seperti kamu mencintaiku dulu? Apakah
kalian melakukan hal-hal yang kita berdua lakukan dulu? Apakah dia selalu
berusaha memahamimu seperti aku dulu? Apakah dia.......pernah membuatmu
menangis seperti aku dulu? Atau.... apakah kalian pernah menangis bersama-sama
seperti yang kita berdua lakukan dulu?
Kita
memutuskan untuk menjalani hidup masing-masing. Tapi Tuhan selalu mempertemukan
kita. Hampir setiap hari. Tapi Tuhan tidak membuat kita bersatu lagi, karna itu
yang terbaik.
Aku
berkata pada diriku sendiri. Tidak boleh
ada lagi air mata disini. Cukup dengan senyuman dan tertawalah jika itu membuat
suasana menjadi membaik. Walaupun... fake smile. Memang sejak awal kita berpisah
aku benar-benar tidak lagi mempunyai semangat untuk hidup. Semuanya hampa. Airmata
terus-terusan turun seperti air terjun. Sampai beberapa hari jatuh sakit tanpa
ada kamu lagi yang menemani. Waktu itu aku benar-benar tidak sanggup, dan
tertatih.
Tapi,
tidak lama dari itu, Tuhan mengirimkan seseorang yang menjadi penyembuh luka
walaupun luka ini tidak benar-benar kering. Tuhan memang adil. Kita tidak
selalu berada diatas, ada saatnya orang-orang yang sebelumnya berada dibawah
naik ke atas dan kita jatuh ke bawah, dan ada saatnya kita dan mereka sama-sama
berada diatas ataupun dibawah. Tuhan memang adil. Ketika aku sedang sangat
terluka dengan luka yang masih basah, tuhan mengirimkan seseorang untuk mengobati
luka ini.
Walaupun aku
tahu, aku tidak bisa bersamanya seperti bersama pembuat luka dulu. Aku tidak
mau seperti itu, terlalu cepat untuk bersama orang baru. Tidak seperti kamu, yang
memang benar-benar tidak peduli terhadap rasa sakit yang ditimbulkan olehmu
sendiri. Tapi seiring waktu, aku tersadar, tidak ada gunanya untuk terjebak di
masa lalu. Tidak ada gunanya untuk larut dalam kesedihan, karna waktu terus
berjalan, hidup terus berjalan. Jika kamu bisa dengan cepat bersama orang yang
baru, kenapa aku tidak? Tapi pikiranku bukan seperti itu. Aku ingin belajar
dewasa. Aku tidak akan lagi dengan mudah memberikan hatiku seperti untukmu
dulu, karna aku tahu bagaimana rasanya jika sebuah pilihan tidak benar-benar
tepat.
Dan, satu
lagi, malam ini, dan semoga bukan untuk seterusnya, aku rindu kamu.



0 komentar:
Posting Komentar