RSS

Apakah Aku Merindukanmu?


                Malam ini aneh. Aku mulai tidak bisa tidur karnamu lagi. Sungguh, rindu ini tiba-tiba datang tanpa kuminta. Rindu yang tiba-tiba memuncak. Hati ini ingin menjerit, aku rindu kamu! Tapi kenapa? Kenapa aku merasakan hal seperti ini lagi disaat kuyakin tak ada lagi perasaan seperti dulu dihati ini, disaat aku benar-benar telah yakin telah berhasil mengusirmu dari benakku, dari pikiranku.
                Tapi malam ini perasaan itu datang lagi, aku tidur dan tiba-tiba sosokmu datang di alam mimpiku, kamu, yang dulu. Mimpi yang indah.. disana aku dan kamu masih seperti dulu, sama-sama merajut tali kasih sayang, tidak membiarkan salah satu dari kita terluka. Dan sungguh, dalam mimpi itu aku bersandar dipundakmu, dalam hujan.. kita yang sama-sama menyukai aroma hujan, terutama bau tanah yang basah karna hujan. Kita berdua menyukai itu, dan tidak pernah melewati untuk mendengarkan suara dan menghirup aromanya. Setiap melakukan itu, satu kata yang tersimpan dalam benak, damai.
                Sosokmu menghilang dalam mimpi itu beberapa saat, lalu muncul lagi. Ada sesuatu mengaliri kedua pipiku ketika kamu hilang, kamu tahu, airmata. Lalu kamu muncul dibelakangku dan menggenggam tanganku erat, tersenyum penuh arti. Kamu tersenyum sambil berjanji bahwa kamu tidak akan pergi dari hidupku. Walaupun dalam mimpi, senyummu masih manis, apalagi manik matamu seperti memancarkan sebuah ketulusan. Itulah sebabnya aku suka menatap matamu. Tenggelam disana oleh pesonamu.
                Aku terbangun dari mimpi itu ketika dalam mimpi itu banyak orang yang datang dari arah jalan dan melempar kerikil-kerikil kecil. Kepalamu terluka oleh kerikil tajam yang dilemparkan orang-orang yang entah maunya apa. Dan tiba-tiba seseorang datang dan menarikku menjauh darimu, terus menjauh sampai aku tidak merasakan cahaya apa pun lagi, semuanya gelap.
                Dan ketika membuka mata, aku merasakan cahaya lampu kamarku, dan yah.. aku terbangun dari mimpi itu. Dan rasa rindu mulai menjalari hati. Sudah lama aku tidak memikirkanmu lagi, aku terlalu benci sosokmu ketika kamu berubah menjadi orang jahat, yang tidak mempedulikan hati yang terluka, tergores, bahkan tersobek. Atau hancur berkeping?
                Rasa benci itu membuatku sedikit demi sedikit melupakanmu. Tidak lagi menganggapmu pernah ada,  yang dulu memberi warna-warna seperti pelangi menghiasi hidupku. Membuat senyum terkembang jelas dalam wajah yang dilukis sedemikian rupa oleh Tuhan. Dan kini, ketika aku yakin telah berhasil melupakanmu, sosokmu datang lagi walaupun hanya lewat mimpi. Dan rindu ini semakin memuncak.
                Untuk yang telah menggoreskan luka disebuah hati, tolong dengar ini. Apakah kamu tidak bisa untuk tidak memenuhi pikiranku selama-lamanya? Apakah kamu bisa untuk tidak membuatku jatuh lagi karnamu? Atau rasa ini yang terlalu dalam.. susah untuk dihapus. Dan radar ini selalu tertuju padamu tanpa kukehendaki. Dan ini salahku. Mencintai seseorang dengan sangat teramat dalam, atau kamu memang salah, membiarkan aku jatuh kedalam pesonamu. Membiarkan aku membalas perasaanmu, membiarkan aku mencintaimu, dan membiarkan aku terluka olehmu.
                Dan, beberapa pertanyaan lagi. Hmm apakah gadismu mencintaimu seperti aku mencintaimu dulu? Atau apakah kamu mencintainya seperti kamu mencintaiku dulu? Apakah kalian melakukan hal-hal yang kita berdua lakukan dulu? Apakah dia selalu berusaha memahamimu seperti aku dulu? Apakah dia.......pernah membuatmu menangis seperti aku dulu? Atau.... apakah kalian pernah menangis bersama-sama seperti yang kita berdua lakukan dulu?
                Kita memutuskan untuk menjalani hidup masing-masing. Tapi Tuhan selalu mempertemukan kita. Hampir setiap hari. Tapi Tuhan tidak membuat kita bersatu lagi, karna itu yang terbaik.
                Aku berkata  pada diriku sendiri. Tidak boleh ada lagi air mata disini. Cukup dengan senyuman dan tertawalah jika itu membuat suasana menjadi membaik. Walaupun... fake smile. Memang sejak awal kita berpisah aku benar-benar tidak lagi mempunyai semangat untuk hidup. Semuanya hampa. Airmata terus-terusan turun seperti air terjun. Sampai beberapa hari jatuh sakit tanpa ada kamu lagi yang menemani. Waktu itu aku benar-benar tidak sanggup, dan tertatih.
                Tapi, tidak lama dari itu, Tuhan mengirimkan seseorang yang menjadi penyembuh luka walaupun luka ini tidak benar-benar kering. Tuhan memang adil. Kita tidak selalu berada diatas, ada saatnya orang-orang yang sebelumnya berada dibawah naik ke atas dan kita jatuh ke bawah, dan ada saatnya kita dan mereka sama-sama berada diatas ataupun dibawah. Tuhan memang adil. Ketika aku sedang sangat terluka dengan luka yang masih basah, tuhan mengirimkan seseorang untuk mengobati luka ini.
Walaupun aku tahu, aku tidak bisa bersamanya seperti bersama pembuat luka dulu. Aku tidak mau seperti itu, terlalu cepat untuk bersama orang baru. Tidak seperti kamu, yang memang benar-benar tidak peduli terhadap rasa sakit yang ditimbulkan olehmu sendiri. Tapi seiring waktu, aku tersadar, tidak ada gunanya untuk terjebak di masa lalu. Tidak ada gunanya untuk larut dalam kesedihan, karna waktu terus berjalan, hidup terus berjalan. Jika kamu bisa dengan cepat bersama orang yang baru, kenapa aku tidak? Tapi pikiranku bukan seperti itu. Aku ingin belajar dewasa. Aku tidak akan lagi dengan mudah memberikan hatiku seperti untukmu dulu, karna aku tahu bagaimana rasanya jika sebuah pilihan tidak benar-benar tepat.
Dan, satu lagi, malam ini, dan semoga bukan untuk seterusnya, aku rindu kamu.

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text