Aku sering memperhatikanmu diam-diam. Aku tahu kamu milikku.
Aku tahu kamu yang sedang mengisi seluruh hatiku. Tapi kenapa ini semua
terlihat tidak begitu nyata? Apa mungkin aku sering merasa diabaikan? Apa
mungkin aku yang selalu merasa berjuang sendirian? Aku yang selalu merasa....
kamu tidak mencintaiku.
Dalam gelap malam aku selalu sendirian, ketika kamu telah
terlelap dalam mimpimu yang mungkin aku tak pernah ada disana. Yang tak pernah
kamu pikirkan. Aku selalu berdiam diri, kemudian menangis. Ya, hanya itu yang
bisa kulakukan. Membayangkanmu, tersenyum kepada bayangmu, lalu tiba tiba
bayangan itu pergi.. lalu aku tersadar, dan menangis. Ya, itu yang biasa
kulakukan diselimuti sepinya malam.
Aku? Aku tidak begitu kuat menghadapi semua ini. Aku tidak
begitu kuat menghadapi kamu yang terlalu sering mengabaikanku. Aku tidak begitu
kuat berdiri sendiri. Aku tidak begitu kuat melihatmu dikelilingi oleh
sosok-sosok yang mengangumimu. Aku tak begitu kuat ketika ada pengagummu yang
menatapku seakan-akan mengapa kamu mau denganku? Aku tidak begitu kuat. Aku
tidak secantik yang lainnya. Kamu yang begitu pantas untukku, dan aku yang
tidak begitu pantas untukmu.
Ketika aku lagi menulis ini aku sedang memikirkanmu. Ya,
sejak kapan aku tidak pernah memikirkanmu? Aku selalu memperhatikanmu, dalam
setiap hembus nafasku. Aku tidak pernah melupakanmu. Tepatnya, aku tidak bisa.
Mungkin ini sebabnya aku selalu berjuang mempertahankan kamu. Karna aku begitu
mencintaimu. Aku begitu mencintai sosokmu yang mungkin tidak kenal kepekaan.
Maukah kukenalkannya padamu? Agar kamu bisa mengerti sedikit perasaan gundahku
disetiap kamu mengabaikanku.
Ketika menulis ini aku sedang menangis. Begitu cengeng-kah
aku? Aku begitu mudah menangis ketika memikirkan sikapmu. Sikapmu yang tidak
seperti aku yang selalu memperhatikanmu, mencintaimu sedalam samudera,
merindukanmu ditengah sepinya malam. Aku tidak tahu seberapa banyakkah air mata
yang telah kukeluarkan karenamu. Aku malu saat aku ketahuan menangis. Ketika
suaramu terdengar ditelepon genggam, ketika aku tidak tahan lagi mengeluarkan
emosi yang bercampur dengan kesedihan. Saat itu air mataku jatuh, terlalu
banyak. Kamu sadar karena air mataku yang jatuh ditemani dengan isakan kecil. Kamu
tak melihat, tapi kamu mendengarnya. Lalu kamu melarangku menangis.Tapi aku
berkata aku tidak pernah menangis.
Ketika aku bertemu denganmu, aku akan menunjukkan senyum
palsuku. Aku berusaha membuat senyuman itu tidak terlihat getir. Fake smile.
Tapi, bukankah kamu tidak pernah menyadari bahwa dibalik senyumanku ada air mata
yang sengaja kutahan? Aku memang kuat. Tepatnya hanya terliat kuat dihadapanmu
dan teman-teman yang lain. Tapi disinilah, ditempat aku menulis ini, dikamarku
yang damai dan benda benda disini melihatku menangis, melihatku tak setegar
yang kau kira. Didepan laptopku aku menulis ini, yang juga melihat betapa
terisaknya aku kini.
Tapi, aku akan selalu memperjuangkanmu. Karna aku tak pernah
mencintai seseorang sedalam aku mencintaimu. Aku selalu berjuang dan akan
selalu berusaha untuk terlihat tegar. Aku tak pernah mau kehilangan sosok yang
berharga, yang kini hidup didalam hatiku. Yang selalu memenuhi pikiranku. Kamu.



1 komentar:
Eaaak kaka galau :D
Posting Komentar